Senin, 26 Desember 2016

PKM-M


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk anak-anak yang lahir pada era 90-an tentu masih ingat dengan lagu-lagu yang penuh dengan kecerian, seperti lagu libur telah tiba, di obok-obok, bolo-bolo, bintang kecil, bintang kejora, kelinciku, naik-naik ke puncak gunung, si kancil, cilukba dan masih banyak lagu-lagu lainnya. Lagu-lagu tersebut dibawakan oleh penyanyi-penyanyi cilik dengan penuh semangat, karena liriknya yang masih ringan untuk dibawakan oleh seorang anak. Lagu-lagu yang semangat, ceria, dan penuh tawa tersebut dapat membentuk perilaku dan karakter anak yang baik.  Namun anak- anak zaman sekarang ini seperti kehilangan jiwa anak-anaknya. Anak-anak pada zaman sekarang sudah tidak mengenal lagu anak-anak yang sesuai dengan usianya.
Dalam sebuah jurnal yang berjudul Pesan Moral Prososial Dan Antisosial Dalam Video Klip Lagu Anak-Anak Indonesia Tahun 1990-2013 oleh Ike Meliana mengemukakan bahwa alur perkembangan lagu anak dimulai pada tahun 1970 yang merupakan tahun mulainya bermunculan lagu anak-anak. Mengingat sejarah lagu anak-anak Indonesia dimulai pada tahun 70-an dimana tema lagu yang diusung oleh penyanyi cilik era 70 mencakup cerita yang sangat dekat dengan dunia anak sehingga muncul beberapa penyanyi cilik Indonesia pada era 70-an yang menyanyikan cerita yang dekat dengan dunia anak (Meliana, 2014). Pada tahun 1980-an penyanyi cilik dan lagu anak-anak sempat mengalami penurunan. Namun pada tahun 1990-an banyak penyanyi cilik dan kelompok penyanyi cilik yang bermunculan kembali sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan sebagai tahun kelahiran kembali lagu anak-anak. Pada era tersebut, lagu anak-anak banyak menyampaikan pesan moral, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Meliana dalam penelitiannya bahwa pesan moral prososial pada lagu anak-anak tahun 1990-1999 adalah memuji, menasehati dan dermawan (Meliana, 2014).  Selanjutnya Pada tahun 2000-an hingga 2010-an, keberadaan lagu anak-anak dan penyanyi cilik semakin menurun (Purwanto, 2013). Kemudian pada akhir tahun 2011, boy dan girl band anak-anak mulai bermunculan di tanah air semenjak industri musik tanah air diwarnai kemunculan boys dan girls band. Fenomena tersebut rupanya menular pada anak-anak. Pasca tenggelamnya grup vokal cilik seperti Trio Kwek-kwek di dunia anak-anak seolah-olah kehilangan penyemangat dalam musik.
Dengan berkembangnya boys dan girls band, dunia anak-anak menjadi sepi dari lagu-lagu yang sesuai untuk seusianya (Meliana, 2014). Sayang sekali, dunia musik saat ini sangat tidak mendukung perkembangan anak Indonesia. Lirik-lirik lagu dewasa yang vulgar seolah menjadi andalan untuk dapat mendongkrak penjualan yang anehnya tetap mendapat respon dari masyarakat (Kusumawati dan Esti, 2012). Hal ini menyebabkan anak-anak zaman sekarang lebih banyak menyanyikan lagu orang dewasa yang bertema cinta, perselingkuhkan, sakit hati, kegalauan yang lebih tepat hanya dibawakan untuk orang dewasa. Sehingga  psikologis anak mengalami perkembangan yang tidak sewajarnya. Padahal lagu anak-anak memiliki manfaat untuk perkembangan anak seperti yang diungkapkan oleh Kusumawati dan esti yaitu sebagai berikut:
1)      Melatih motorik kasar
2)      Membentuk rasa percaya diri anak
3)      Menemukan bakat anak
4)      Melatih kognitif dan perkembangan bahasa anak

Selain itu jika anak sering menyanyikan lagu orang dewasa akan mempengaruhi tahap perkembangan sesuai usianya, sesuai teori Jean Piaget (Syamsuddin, 2009). Dalam teorinya, terdapat 4 tahap perkembangan psikologi anak, yaitu :
a)        Tahap Sensori Motor (usia 0-2 tahun).
b)        Tahap Pra operasional (usia 2 -7 / 8 tahun)
c)        Tahap Opersional Konkret (usia 7/8-11/12 tahun)
d)       Tahap Operasional Formal (usia 11/12-18 tahun)

            Dengan kondisi tersebut, masyarakat saat ini memang menyadari akan hilangnya lagu anak-anak Indonesia. Sehingga acara di televisi pun berlomba-lomba mengadakan ajang pencarian penyanyi cilik untuk melahirkan kembali penyanyi cilik yang membawakan lagu anak-anak. Pada tahun 2004 muncul acara yang mewadahi anak-anak yang berbakat dalam bidang seni (tarik suara, memainkan alat musik, dan menari) di stasiun televisi Indosiar dengan judul acara AFI Junior 1 (Rido, 2011), kemudian diikuti kemunculan ajang pencarian bakat dalam bidang menyanyi yang diadakan oleh stasiun televisi RCTI di Indonesia, yaitu Idola Cilik yang pertama kali diselenggarakan tahun 2008 sampai memasuki musim keempatnya di tahun 2012 (Chimyy, 2013). Acara tersebut menampilkan anak-anak yang sebagian besar menyanyikan lagu yang bertemakan dewasa contohnya pada tanggal 6 Desember 2012 di acara Idola Cilik di RCTI, salah satu kontestannya yang bernama Fatah, membawakan lagu yang berjudul „Untuk Kita Renungkan‟ yang dipopulerkan oleh Ebiet G. Ade, hal ini disebabkan adanya pandangan bahwa lagu anak saat ini dianggap kurang komersil (Widiarso, 2013). Akibatnya, anak-anak terpaksa mengkonsumsi lagu bertemakan orang dewasa.Terbukti, kenyataannya di dalam ajang tersebut peserta anak malah menyanyikan lagu orang dewasa dengan segala kerumitan teknik vokal, ekspresi, dan kriteria lainnya yang membebankan anak tersebut. Sehingga harapan untuk melahirkan lagu anak-anak yang populer  seperti dulu tidak terwujud. Di samping itu, dalam hal ini muncul permasalahan baru mengenai tanggapan dan keterlibatan bakat anak dibawah umur dalam keikutsertaan anak dalam ajang pencarian bakat.  Dalam penelitian mengenai Bentuk Eksploitasi dalam Ajang Pencarian Bakat Pada Anak Beberapa pakar ahli anak mengungkapkan bahwa  ajang pencarian bakat dapat menimbulkan beberapa tindak eksploitasi baik secara sadar ataupun tidak. Orang tua dan masyarakat menganggap bahwa ajang pencarian bakat merupakan wadah penyalur wadah yang tepat, tanpa melihat akibat yang ditimbulkan karena kurang kesadaran dan pemahaman membentukan prilaku anak. Salah satu bentuk eksploitasi dalam ajang pencarian bakat pada anak yaitu eksploitasi emosi  anak. Semua tindakan merendahkan atau meremehkan anak dan suka membanding-bandingkan, selanjutnya konsep diri anak terganggu, anak merasa tidak berharga untuk dicintai dan dikasihi, dan beberapa hal mengenai pembentukan karakter yang diterima oleh anak akibat perhatian ataupun periakuan tidak sesuai dengan pertumbuhannya (Masta, 2016).
            Dari fenomena tersebut, penulis merasa prihatin akan kondisi anak-anak pada masa kini dan pada masa yang akan datang. Sebetulnya sudah ada Gerakan yang dilakukan oleh komunitas Marinyanyi dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan pemasaran sosial. Misi dari komunitas Marinyanyi adalah sebagai pendukung dan fasilitator sarana penyedia lagu-lagu anak bagi orang tua. Komunitas Marinyanyi menyiapkan upaya pelestarian (preservasi dan konservasi) lagu anak secara online yang melibatkan dan membangun kepedulian masyarakat untuk ikut bersama-sama melestarikan lagu anak. Komunitas Marinyanyi justru menggunakan media baru (Internet) untuk menyimpan, mendistribusikan (menyebarluaskan) dan menginformasikan lagu-lagu anak. Komunitas Marinyanyi terdiri dari sekelompok anak muda yang memiliki keahlian di beberapa bidang profesi yang berbeda, namun memiliki kepedulian yang sama terhadap dunia anak. Setelah diskusi dua tahun silam, akhirnya 21 Desember 2011 Marinyanyi meluncurkan sebuah situs download gratis lagu anak. Hal ini mereka lakukan karena didasari satu kekuatiran yang sama terhadap kenyataan minimnya lagu anak saat ini. Maka agar orangtua mempunyai lebih banyak referensi dalam berinteraksi sambil belajar bersama buah hatinya, komunitas Marinyanyi memproduksi lagu anak baru dan berbagai tools of education for parenting (Renda, 2012).
Maka dari itu berdasarkan masalah yang terjadi di lapangan, dengan cara yang berbeda, muncul ide atau solusi untuk melestarikan kembali lagu anak-anak yang memberikan keceriaan dan semangat. Maka dibuatlah PKM M ini, yang diharapkan dapat melestarikan kembali lagu anak-anak melalui sarana permainan ular tangga yang lebih menyenangkan, yaitu dengan Permainan UTANG LANDAK (Ular Tangga  untuk melestarikan Lagu Anak-Anak dengan penuh Keceriaan). Permainan UTANG LANDAK berbeda dengan permainan ular tangga pada umumnya, biasanya permainan ular tangga berukuran kecil dan menggunakan bidak untuk memainkannya. Sedangkan pada UTANG LANDAK, anak yang berperan langsung sebagai bidak untuk memainkan permainan ular tangga pada papan yang besar dengan ukuran 3x4 m. Selain itu, pada setiap kotak terdapat lagu yang harus dinyanyikan oleh anak. Melalui permainan UTANG LANDAK ini, lagu anak-anak menjadi hidup kembali dalam dunia anak.
1.2 Perumusan Masalah
a.       Bagaimana perkembangan lagu anak-anak pada zaman sekarang?
b.      Bagaimana pengaruh lagu dewasa terhadap psikologis anak?
c.       Bagimana upaya untuk melestarikan lagu anak-anak?
d.      Bagaimana lagu anak dapat mengoptimalkan perkembangan psikologis anak?

1.3 Tujuan
a.       Mempopulerkan kembali lagu anak-anak
b.      Mengembalikan jati diri anak sesuai usianya
c.       Menjadikan mahasiswa memiliki rasa tanggungjawab serta berperan aktif terhadap kehidupan masyarakat

1.4 Luaran yang diharapkan
a.       Dengan kembalinya lagu anak-anak,  psikologi anak-anak berkembang sesuai usianya
b.      Produk set permainan Utang Landak
c.       Memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan masyarakat untuk bersosialisasi.
















BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Lokasi tempat kegiatan berada di kampung Sagobog RT 01 RW 01 desa Cibalanarik kecamatan Tanjungjaya kabupaten Tasikmalaya. Sasaran  untuk dilaksanakannya upaya pelestarian lagu anak-anak yaitu dengan pendekatan kepada anak-anak di lingkungan tersebut. Masyarakat di sana telah menyadari akan pentingnya pendidikan sehingga mereka memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka mulai dari usia dini sampai pendidikan tinggi. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat memudahkan anak-anak mengetahui lagu-lagu dewasa yang sangat populer pada saat ini. Dengan adanya pengaruh lagu-lagu dewasa, mengakibatkan lagu anak-anak semakin terlupakan.
Tanpa disadari, perkembangan lagu-lagu dewasa ini mempengaruhi perilaku anak di daerah tersebut. Karena secara tidak langsung, anak menyerap isi dari lagu dewasa tersebut. Seperti di daerah sana sudah banyak anak-anak yang tahu tentang cinta, patah hati, selingkuh, pacaran dan lain-lain. Perilaku anak-anak tentu tidak lepas juga dari pengawasan orang tua, karena orang tua di daerah tersebut tidak sedikit yang acuh terhadap perkembangan anak-anaknya. Hal ini disebabkan oleh latar belakang orangtua itu sendiri, karena tingkat pengetahuan orang tua tentang perkembangan anak masih kurang, serta orang tua di daerah tersebut banyak yang menikah di usia muda. Pernikahan di usia muda berpengaruh pada pola asuh untuk membentuk kepribadian anak yang baik. Anak- anak di daerah ini juga sudah jarang memainkan permainan ular tangga, mereka lebih senang memainkan permainan yang ada di gadget. Melalui perbincangan dengan masyarakat desa cibalanarik, maka tempat tersebut memenuhi kriteria :
1.           Anak-anak di daerah tersebut  tidak mengetahui bahwa banyak sekali lagu anak-anak yang sangat populer pada tahun 2000
2.           Anak-anak di daerah tersebut lebih sering menyanyikan lagu-lagu dewasa yang sedang populer pada saat ini
3.           Pada acara-acara perlombaan menyanyi,  anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa
4.           Di daerah tersebut belum ada tokoh masyarakat yang peduli untuk melestarikan lagu anak-anak

Dari kriteria tersebut memungkinkan untuk melaksanakan permainan UTANG LANDAK di Sagobog RT 01 RW 01 desa Cibalanarik kecamatan Tanjungjaya kabupaten Tasikmalaya sebagai upaya untuk melestarikan kembali lagu anak-anak melalui satu permainan ular tangga.


BAB 3
METODE PELAKSANAAN
1.        Survei  
Pada tahap pertama melakukan survei untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dan aspek lain di wilayah sasaran
2.        Persiapan Sarana dan Prasarana
Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan pada  kegiatan ini. Persiapannya yaitu:
a.    Merancang desain permainan Ular tangga untuk melestraikan lagu anak-anak
Permainan ular tangga ini dibuat dengan ukuran 3x4 m2. Permainan  ini dimainkan langsung oleh anak-anak atau jika ada yang berminat orang dewasa juga dapat ikut bermain. Seperti permainan ular tangga pada umumnya, yaitu pemain pertama melemparkan dadu, dan muncul angka dadu. Lalu anak itu berjalan sebanyak angka yang ditunjukan dadu pada kotak ular tangga. Tiap kotak pada tahapan ular tangga diisi oleh judul lagu anak-anak.  Setelah anak tersebut tiba di kotak yang dituju,  pemutar musik akan memutarkan lagu yang dimaksud. Jiika anak tersebut dapat menyanyikan lagu dengan baik maka dia dapat melanjutkan permainan dengan melemparkan dadu kembali, namun jika anak tersebut tidak mampu menyanyikan lagunya maka ia akan diam di kotak itu. Permainan dilanjutkan oleh anak yang lain. Begitu seterusnya dilakukan secara bergantian. Untuk anak yang  pertama kali dapat menyelesaikan permainan sampai kotak yang paling akhir, maka ia berhak  mendapatkan coklat sebagai hadiahnya. 
4 m
a.       Papan ular tangga
c. dvd plalyer dan speaker
20 cm
b. dadu
Text Box: 20 cm
Text Box: 3 m
 

















Gambar 3.1 Set permainan UTANG LANDAK
b.      Memilih lokasi yang akan kami gunakan untuk kegiatan
Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan ini adalah kampung Sagobog RT 01 RW 01 desa Cibalanarik kecamatan Tanjungjaya kabupaten Tasikmalaya.
c.       Membuat alat permainan ular tangga sesuai rancangan
Dengan adanya desain yang sudah dirancang, untuk membuat permainan ular tangga melibatkan jasa percetakan dengan ukuran papan ular tangga 3x4 m2.
3.        Sosialisai pada wali murid dan masyarakat luar
Penulis bekerjasama dengan  TK Pertiwi Sagobog untuk melaksanakan sosialisasi tentang permainan UTANG LANDAK.
4.        Mengajak serta mengumpulkan anak-anak untuk memainkan permainan UTANG LANDAK
Anak-anak diajak dan dikumpulkan di halaman untuk memainkan UTANG LANDAK
5.        Pengarahan dan petunjuk permainan
Sebelum melakukan permainan, anak-anak diberi pengarahan dan petunjuk memainkan UTANG LANDAK.
6.        Melakukan permainan UTANG LANDAK
Anak-anak melakukan permainan UTANG LANDAK sampai permainan selesai
7.        Evaluasi
Setelah kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan, penulis melakukan evaluasi terhadap anak-anak, orang tua dan masyarakat sekitar tentang tanggapan maupun dampak pada anak setelah diadakannya kegiatan ini.











BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1  Anggaran Biaya

No
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1
Peralatan Penunjang
Rp 4.330.000
2
Bahan Habis Pakai
Rp 210.000
3
Perjalanan + Konsumsi
Rp 6.402.500
4
Lain-lain: Publikasi, reward, laporan
Rp 500.000
TOTAL
Rp 11.477.500

4.2  Jadwal Kegiatan

No

Uraian Kegiatan
Waktu
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Perizinan












2.
Pendekatan  dengan wali murid












3.
Sosialisasi tentang Permainan UTANG LANDAK kepada wali murid dan masyarakat luar












4.
Pengenalan Permainan UTANG LANDAK kepapa anak-anak












5.
Bermain UTANG LANDAK bersama anak-anak












6.
Mengkaji dampak yang ditimbulkan setelah anak bermain UTANG LANDAK












7.
Mempublikasikan hasil dari dampak yang ditimbulkan permainan UTANG LANDAK

















































Daftar Pustaka
Bhakticaksa, Renda. 2012. Komunikasi Pemasaran Sosial www.Marinyanyi.Com dalam Sosialisasi Lagu Anak (Studi Kualitatif Terhadap Perencanaan Komunikasi Pemasaran Sosial Situs Www.Marinyanyi.Com Oleh Komunitas Marinyanyi). http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31641264/JURNAL_RENDA_BHAKTICAKSA_0911223109.pdf. 05 November 2016

Kusumawati, H dan Esti . Agustus 2012. “Pelatihan Penulisan Lagu Anak untuk Guru-Guru Tk sebagai Media Mitigasi Bencana di Yogyakarta”. Volume 16, Nomor 2. http://journal.uny.ac.id/index.php/inotek/article/download/3382/2867. 05 November 2016. 05 November 2016.
Masta, C. 2016. Bentuk Eksploitasi dalam Ajang Pencarian
Bakat pada Anak (Survei dilakukan pada orang tua yang melibatkan anak dalam ajang pencarian bakat di Mall Simpur Center Bandar Lampung). Skripsi. FISIP, Sosiologi, Universitas Lampung.

Meliana,Ike. 2013. “Pesan Moral Prososial dan Antisosial dalam Video Klip Lagu Anak-Anak Inonesia Tahun 1990-2013”. Vol 2, no 1. http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmu komunikasi/article/download/1755/1605. 05 November 2016.
Syamsuddin, Abin. 2009. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Utami, Tri Wahyu. 2012. Komunitas Mari Nyanyi: Mengobati Krisis Lagu Anak, Tersedia di http://www.harianjogja.com/baca/2012/05/13/komunitas-mari-nyanyi-mengobati-krisis-lagu-anak-185359, diakses tanggal 8 Oktober 2012 pukul 9:01 WIB.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar